ada teman saya yang sukses tapi humble banget. bisa nempatin diri dia tergantung sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. tipe yang kalau dia jalan sama teman-temannya yang belum (belum ya, bukannya tidak) seberuntung dia, dia pasti liat-liat dulu kira-kira temen-temennya keberatan atau nggak sama ajakannya. teman saya ini kerja 18 jam setiap hari, tapi kalau lagi kumpul sama temen-temannya dia bisa ngelupain kerjaannya dan justru bikin conversation tentang kabar teman-temannya.
ada teman saya yang sukses dan setengah humble. bisa nempatin diri sesuai lingkungan, ngehargain kondisi orang lain yang belum seberuntung dia. walaupun kadang-kadang kalau ngobrol masih sering lebih nekenin "kerjaan gue gini nih, gitu nih, bos gue gini nih." untungnya teman saya yang ini tuh sensitif, jadi kalau dipelototin sedikit aja dia ngerti dan langsung ganti topik pembicaraan ke sesuatu yang lebih general.
ada teman saya yang sukses, tapi lupa diri. sok bisa nempatin diri ke lingkungannya, tapi ngga ngehargain kondisi orang lain yang belum seberuntung dia. kalau ngobrol dari topik general bisa selalu berujung ke kerjaan. tipe yang lupa kalau dulu dia juga sama aja posisinya sama teman-temannya yang belum seberuntung dia, dan kayak lupa kalau semua orang itu merangkak dari bawah.
ketiga orang di atas adalah orang-orang terdekat saya. saya nggak masalah sih kalau orang-orang cerita tentang kehidupan dan kerjaan mereka, tapi seringkali yang saya sesalkan cuma satu: "saya kangen cerita hal-hal bodoh yang tidak serius sama kalian." semoga kalau saya sukses suatu hari nanti, saya bisa tetap menjadi orang yang bisa mendengar cerita bodoh, sensitif kalau ngga semua orang itu tujuan hidupnya untuk hedon, dan ngga pernah lupa bersyukur.
(woke up and cannot stop thinking about it)